Hei ! Pacar Anda Anak Mami? Ckckck, gk enak pastinya ya? Hmm iya emang gk
gk enak, gue jg pernh ngerasainnya. ceritaku, mantan gue dulu tipe anak
mami yang penurut trus kekanak²an. .hedehhh musti sabar sabar... itu cerita ku kalo cerita
mu?
Dia ‘Mother Complex’
Dia ‘Mother Complex’
Seolah-olah
ia ingin menjadikan kita sebagai prototype dari ibunya? Dia sering
membandingkan kita dengan ibunya. Jangan buru-buru menghadapi sikap menyebalkan
itu dengan reaktif dan blak-blakan. Pertama-tama, gali dulu alasan yang
melatarbelakangi keinginannya itu. Dengan begitu, kita bisa mencari pendekatan
yang pas untuk mengungkapkan kekecewaan dan harapan. Selain itu, kita juga
perlu menekankan bahwa pada dasarnya kita tidak keberatan menyesuaikan diri
dengan permintaannya asal masih berada dalam batas toleransi.
Dia
Plinplan
Anak
mami tipe ini tidak bisa memutuskan segala sesuatu sendiri. Pendapat atau
pikiran kita jadi kurang penting baginya. Apa-apa harus kata ‘mama’. Bahkan
untuk memilih model baju, harus meminta pendapat mama. Semakin gawat jika
intervensi mamanya masuk ke dalam hubungan yang lebih personal antara kita dan
pasangan!
Cobalah
ajak dia belajar menerima masukan atau pendapat orang lain, selain mamanya.
Sering-seringlah bertanya tentang pendapat pribadinya mengenai suatu hal atau
masalah yang sedang dihadapi bersama. Kemukakan apa yang menjadi pikiran kita.
Selain itu, jangan pernah mengonfrontasikan pendapat mamanya dengan pendapat
kita. Hal itu dapat membuat dia berpikir bahwa masukan kita itu hanya usaha untuk
menentang pendapat mamanya!
Dia
‘Penurut’
Penurut
di sini memang dalam tanda petik, sebab anak mami tipe ini sulit menolak
permintaan mamanya yang kerap menginterupsi jam-jam kencan kita. Dalam kasus
ini, empati adalah sebuah langkah awal yang bijak. Sebagai seorang wanita yang
nantinya juga akan menjadi ibu, cobalah untuk memahami posisi ibunya. Langkah
ini cukup ampuh untuk menurunkan emosi yang mulai naik ke ubun-ubun.
Tapi,
meski emosi sudah reda, tunggu momen yang tepat untuk membicarakannya. Pakailah
cara dan pendekatan berpikir ala pria, yaitu bicara berdasarkan data, bukan
emosi. Buat dia sadar, bahwa selama ini kita hampir tidak pernah mendapatkan
dia seutuhnya. Padahal sebagai pasangan, kita membutuhkan waktu untuk saling
mengenal dan membangun hubungan emosional sebagai bekal investasi menuju
gerbang pernikahan (sedappp…). Setelah kekasih menangkap isi pesan kita,
barulah kita bisa mengutarakan harapan-harapan yang selama ini terpendam. Tapi,
agar tak terkesan sebagai orang asing, luangkan waktu bersama mamanya, seperti
belanja bareng atau mencoba resto baru.
Dia
Kekanak-Kanakan
Anak
mami tipe ini merasa dirinyalah yang menjadi satu-satunya pusat perhatian. Pola
pikir egosentris itu dibentuk oleh perlakuan mamanya yang selalu memanjakannya
sejak kecil. Selain egois, pria tipe ini juga suka menggampangkan dan sering
melalaikan tanggung jawab.
Nah,
kalau kita memang ingin jalan terus dengan si dia, berarti harus siap
‘mendidik’ dia agar keluar dari lingkaran egosentrisnya. Dia harus belajar mengerti
orang lain. Jangan ragu memberi warning. Dengan memakai pendekatan fakta dan
data, utarakan keberatan kita terhadap sikapnya. Gunakan kalimat seperti,
“Kalau kamu melakukan ini dan itu, aku akan merasa begini dan begitu.” Tekankan
bahwa tindakannya itu tidak hanya merugikan Anda berdua, tapi juga berdampak
buruk bagi orang di sekitarnya.
0 komentar:
Posting Komentar